Kamis, 19 April 2012

Mebel Jateng Berpotensi Ekspor

Mebel Jateng Berpotensi Ekspor

Semarang, CyberNews. Prospek industri mebel dan kerajinan di Jateng ke depan diakui masih sangat terbuka dan menjanjikan, meskipun kondisi pasar ekspor saat ini fluktuatif sebagai dampak terjadinya krisis global. Peran pemerintah dinilai amat penting dalam mempercepat pertumbuhan ekspor sektor tersebut.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Jateng Ihwan Sudrajat melalui staf seksi Industri Hasil Hutan Ratna Lestari, Selasa (12/10), mengatakan, salah satu peran pemerintah turut mengembangkan industri mebel adalah digelarnya Lomba Desain Produk Industri Mebel Jateng 2010 pada 27 September-25 Oktober 2010.
Pengumuman pemenang juara 1,2,3 dan favorit digelar pada 30 Oktober di aula Dinperindag Jateng Jalan Pahlawan Nomor 4 Semarang. Mereka akan memperoleh trophy dan hadiah uang tunai yang akan diserahkan langsung Gubernur Jateng H Bibit Waluyo pada 1 Desember.
Desain yang dilombakan adalah desain kursi (sitting) dan furniture (chair/stohl). Karya desain dapat dikirimkan ke kantor Dinperindag Jateng lantai tiga. Untuk peserta yang terpilih 10 nominasi, wajib menyerahkan desain fisik (full scale prototype). Panitia juga akan menyediakan biaya pengganti pembuatan desain Rp 1 juta per desain.
"Ini adalah salah satu dukungan serius pemerintah terhadap keberlanjutan industri mebel dan kerajinan Jateng yang diharapkan dapat berpotensi menembus pasar ekspor," ujar Ihwan.
Dikatakan, saat ini ada kecenderungan pasar mebel internasional mulai melirik kembali produk mebel dan kerajinan Indonesia yang dinilai lebih berkualitas. Tentunya dibarengi peningkatan kualitas dan inovasi desain mebel yang dihasilkan. Di Jateng sendiri tercatat ada 34.000 industri mebel.
Ketua Tim Pengembangan Klaster Mebel Jateng, Ir H Wiradadi Suprayogo mengatakan, kriteria penilaian lomba di antaranya keaslian, ergonomis, ramah lingkungan, kreativitas, orientasi pasar serta efisiensi bahan baku.
Pihaknya berharap lomba ini tidak hanya diikuti perajin. Juga terbuka untuk umum seperti arsitek, akademisi hingga masyarakat umum kelompok maupun perusahaan.
Menurutnya, banyak hasil karya perajin mebel yang menarik dan inovatif. Seperti di wilayah Jepara, Blora, Solo dan Klaten. Dengan mengembangkan mebel metode ukir, model Eropa serta memanfaatkan limbah. "Yang kami harapkan adalah bentuk yang simpel yang dapat diterima pasar. Tentunya dengan harga yang ekonomis pula," ujar Wiradadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar